Jalan hidup Rasulullah Ilustrasi/Hidayatuna – Reinkarnasi dipercaya oleh umat lain akan membawa manusia pada kebebasan duniawi. Dalam Alquran surah Ghafir ayat 11, disebutkan bahwa orang-orang yang ada di alam baka nanti akan berkata“Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah jalan bagi kami untuk keluar dari neraka?”Ayat ini kemudian dijadikan dalil oleh sebagian orang yang mempercayai bahwa dalam Islam ada reinkarnasi. Penafsiran tersebut merupakan penyimpangan dalam ilmu Arrazy Hasyim menegaskan bahwa di dalam Islam tidak ada reinkarnasi, yang ada hanya tanazul dan tawarruq. Lebih lanjut Buya Razi menjelaskan, bahwa nabi-nabi tidak dilahirkan kembali tetapi diizinkan berjuang membersamai orang-orang di akhir cara nabi-nabi tersebut berjuang bersama umat jika tidak ada reinkarnasi?Kembalinya Para Syuhada di Akhir ZamanBuya Razi mengatakan, para nabi akan membersamai umat di akhir zaman berjuang melalui pewaris pun membuka keyakinan ini dengan kalimat “para ulama adalah pewaris para nabi”. Hal ini berarti, bukan dia menjadi nabi tetapi dia tetap menjadi ulama, ilmu ulama itulah yang berasal dari para nabi.“Kalimatnya bukan annabiyy tapi al-anbiyya, berarti bukan satu nabi tetapi semua nabi-nabi. Ada 124 ribu nabi, mereka semua turun spiritnya kepada 124 ribu sahabat nabi. Makanya jumlah sahabat nabi sama persis dengan jumlah para nabi,” ujar Buya Razi dalam ceramahnya di kanal Youtube Cafe Rumi nabi terdahulu akan dihadirkan kembali oleh Allah SWT. ketika akhir zaman kelak, tetapi bukan dalam reinkarnasi. Sosoknya tetap berbeda, orangnya berbeda tetapi semangat keilmuannya tetap hadis Imam Bukhari dan Muslim pada bab jihad, para syuhada berkata kepada Allah SWT. “Ya Allah, izinkan kami hidup kembali. Lalu kami mati kembali”.Dalam Alquran disebutkan, para syuhada hidup di sisi Allah. Dalam Islam tidak ada reinkarnasi sehingga Allah menurunkan semangat para syuhada untuk membersamai umat. di akhir zaman.
Alquran berisi firman Allah dan Allah SWT juga yang memeliharanya sedangkan, hadis merupakan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Allah, Nabi Muhammad SAW. Kemudian, perbedaan lain antara Alquran dan hadis sebagai sumber hukum Islam pernah dijelaskan oleh Yunal Isra dalam NU Online (2017). Yunal (2017) menjelaskan bahwa hadis dalam hukum
BEBERAPA ajaran agama menganggap bahwa seseorang tidaklah mati, melainkan akan hidup kembali pada kehidupan lain yang sering disebut reinkarnasi. Yang dilahirkan itu bukanlah wujud fisik sebagaimana keberadaan seseorang saat ini, melainkan jiwa orang tersebut akan mengambil wujud tertentu sesuai dengan hasil pebuatannya terdahulu. Dalam filsafat Hindu dan Buddha, proses reinkarnasi memberi manusia kesempatan untuk menikmati kebahagiaan yang tertinggi. Lalu adakah renkarnasi dalam Islam? Reinkarnasi hanyalah sesuatu yang tak mungkin dalam Islam. Allah Ta’ala berfirmanyang artinya, “Dan ingatlah, ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka seraya berfirman “Bukankah Aku ini Rabb kalian?” Mereka menjawab, “Tentu, kami menjadi saksi.” Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan “Sesungguhnya kami adalah orang yang lalai dari perkara ini.” QS Al A’raf 172. Dan telah datang tafsir dari ayat ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Malik di “Al Muwattha” bahwasanya Umar bin Khatab ra ditanya tentang ayat ini, maka Beliau menjawab “Aku telah mendengar Rasulullah SAW ditanya tentangnya, maka beliau menjawab, Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan Adam kemudian Allah mengusap punggung Adam dengan tangan kananNya, maka dikeluarkan darinya anak keturunannya.’” Kemudian Allah berkata,”Aku ciptakan mereka sebagai penduduk surga, dan mereka akan beramal dengan amalan penduduk surga.” Kemudian Allah mengusap lagi punggung Adam, maka dikeluarkan darinya anak keturunannya yang lain.” Maka Allah berkata, “Aku ciptakan mereka sebagai penghuni neraka, dan mereka akan beramal dengan amalan penghuni neraka.” HR. Imam Malik, Imam Ahmad dan yang lainnya.. Ibnu Abdil Bar berkata, “Makna dari hadits ini telah shohih dari Rasulullah SAW dari berbagai jalan dari hadits Umar bin Khatab, Abdullah bin Mas’ud, Ali bin Abi Thalib, Abu Hurairah dan yang lainnya. Begitu juga Ahlu Sunnah wal Jama’ah telah sepakat terhadap hal tersebut. Mereka menyatakan “Sesungguhnya perkataan tentang reinkarnasi arwah dari satu jasad kepada jasad yang lainnya adalah perkataannya ahlu at tanasukh golongan yang berpendapat adanya reinkarnasi dan mereka adalah sekafir-kafirnya manusia dan perkataan mereka ini adalah sebatil-batilnya perkataan.” Wallahualam. []Foto: iStock/Pengertian Qiyas sebagai Sumber Hukum Islam yang Keempat. Jakarta -. Qiyas adalah satu dari empat sumber hukum Islam yang disepakati para ulama. Dalam hal ini, qiyas menempati posisi keempat, setelah Al Quran, hadits, dan ijma. Secara bahasa, kata qiyas (قياس ) berasal dari akar kata qaasa-yaqishu-qiyaasan (قياسا يقيس REINKARNASI adalah “lahir kembali” atau “kelahiran semula”, Reinkarnasi merujuk kepada kepercayaan bahwa seseorang akan mati dan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan dilahirkan adalah JIWA yang berasal dari KARMA Hasil tindakan kehidupan masa lalu, kedalam bentuk tubuh yang lain agar punya kesempatan mempertanggung jawabkan pada kehidupan saat ini sebagai Yaasiin/3679 Allah berfirman “Katakanlah “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali pertama/ADAM”.Maka reinkarnasi juga dapat disebut kelahiran kembali, kebangkitan atau sebagian besar umat Islam agaknya tidak mempercayai adanya reinkarnasi ini, hanya karena perbedaan diksi Kebangkitan atau maksud dari Reinkarnasi adalah untuk mempertanggung jawabkan atas tindakan dari buah pikiran, lisan dan perbuatan masa lampau sehingga “Karma, Nasib dan Takdir Baik Buruk” merupakan kata yang berbeda namun mempunyai makna yang sama, yakni berhubungan dengan tindakan masa lalu, masa saat ini dan masa yang akan datang. Mari simak argumentasi yang mengagumkan dengan menggunakan bahasa singkat, penjelasan yang gamblang, sehingga seseorang tidak akan ragu terhadap Kebangkitan atau Kiamat atau juga disebut REINKARNASI. Para ulama sufisme berpandangan sama dalam memberikan gambaran mengenai hari kebangkitan, mereka menyatakan bahwaTubuh manusia berubah dari suatu keadaan kepada keadaan lainnya,Kemudian dikubur dan menjadi tanah, lalu Allah menghidupkannya ini seperti perubahan pada awal penciptaan manusia, berasal dari•setetes mani,•kemudian segumpal darah,•lalu segumpal daging,•kemudian menjadi tulang yang dibungkus oleh daging,•maka lahir/hidup kembali jadilah makhluk dalam bentuk lain yang sempurna. Begitu pula dengan proses kebangkitan atau disebut Reinkarnasi, Allah mengembalikan bentuk manusia setelah semua hancur luluh. Tidak ada yang tersisa kecuali tulang pangkal ekor, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Nabi , bahwa beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda“Setiap manusia akan hancur jasadnya, kecuali pangkal ekor. Darinyalah manusia tercipta dan darinyalah tersusun rangkaian jasadnya”. Betapa banyak dalil-dalil dalam al Qur`an yang menjelaskan hari kebangkitan sebagaimana Allah berfirman;~ QS Al-Hajj 5-7,~ QS Al-Mu’minun 12-16, Kisah Ashabul Kahfi yang wafat/tidur selama 309 tahun/QS Al-Kahfi Nabi Adam Turun ke bumi dalam QS Al-A’raf/725 “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu pula kamu akan dibangkitkan”.Kisah Nabi Yahya dalamQS Maryam/1933 Allah berfirman; Dan kesejahteraan dari Allah semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup Nuh AS dalam QS Nuh/7117-18 Allah berfirman;”Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu daripadanya pada hari kiamat dengan Nabi Ibrahim dalam QS Asy-Syu’ara/2682 Allah berfirman…dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat. Lihat juga firman Allah dalam Ibrahim/14 ayat 41 dan al Baqarah/2 260.Kisah Nabi Musa yang diselamatkan dalam QS At-Thaha/20 15-16 Allah berfirman”Sesungguhnya hari Kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan waktunya agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi salah seorang dariKeluarga kerajaan Fir’aun yang beriman kepada Nabi Musa mengetahui hari kebangkitan, sebagaimana Allah kisahkan dalam QS Ghafir/4032-46. Allah juga melukiskan tentang terjadinya reinkarnasi/kebangkitan dalaQS Al-Baqarah/2 28 Allah berfirmanMengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati pernah mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?.QS Al-Baqarah/256 Allah berfirman“Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu Al-Baqarah/273 Allah berfirmanDemikianlah Allah menghidupkan kembali “orang-orang yang telah mati”, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu Al-An’aam/6122 Allah berfirman”Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka Al-Ahqaaf/4633 Allah berfirman”Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya bahkan sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala Al-Waaqi’ah/5660-61 Allah berfirman60; ”Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,61; ”Untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu dalam dunia dan menciptakan kamu kelak dalam keadaan yang tidak kamu Al-Infiithaar/826-8 Allah berfirman6; “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu berbuat durhaka terhadap Tuhanmu Yang Maha Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan susunan tubuhmu seimbang,8; “Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun An-Nahl/1670 Allah berfirman”Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa Juga firman Allah ketika menceritakan dan menjawab perkataan Iblis dalamQS As-Shaad/3879-81 Allah berfirman “Ya Tuhanku, berilah tangguh aku sampai hari mereka dibangkitkan. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya hari Kiamat. Tentang terjadinya hari kebangkitan ini; dibebankan kepada para rasul untuk menjelaskan kepada kaumnya, sebagaimana nampak dari pertanyaan para malaikat penjaga neraka terhadap penghuni neraka. Yaitu dalamQS Az Zumar/3971 Allah berfirman”Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu, dibukakanlah pintu-pintunya, dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka menjawab,”Benar telah datang,” tetapi telah pasti berlaku ketetapan adzab terhadap orang-orang yang kafir”. Demikian pengakuan sekelompok orang kafir yang dicampakkan ke dalam neraka Jahannam. Mereka mengakui bahwa para rasul telah memperingatkan mereka ketika di dunia tentang hari kebangkitan yang akan mereka jumpai serta hukuman bagi orang-orang yang telah berbuat dosa di dunia. Begitu pula rasul terakhir, yaitu Muhammad Rasululah n telah menjelaskannya. Banyak ayat-ayat al Qur`an yang menyebutkan janji dan ancaman itu. Dengan demikian, terbantahlah pernyataan dusta para salaf yang menolak keberadaan hari kebangkitan dengan mengatakan hanya khayalan Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam semata, sebab para rasul sebelum beliau Shallallahu alaihi wa sallam juga telah mengingatkan umat mereka tentang hal ini. BAGAIMANA DILAHIRKAN KEMBALI SETELAH JADI TULANG BERULANG?Ada lontaran-lontaran klasik yang dimunculkan untuk membuat rancu atau melemahkan keyakinan orang yang memang sudah lemah. Lontaran ini ini berbentuk pertanyaan, namun bukan untuk mencari tahu, namun sebagai antara pertanyaan itu, mungkinkah manusia akan dibangkitkan dan hidup kembali setelah menjadi tulang belulang yang berserakan? Siapakah yang akan mampu melakukannya? KAPANKAH AKAN TERJADI KEBANGKITAN/REINKARNASI? Semua pertanyaan-pertanyaan itu telah dijawab oleh Allah Azza wa Jalla dengan jawaban singkat tapi sangat Al-Isra/1749-52 Allah berfirman49; ”Dan mereka berkata “Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?”,50; Katakanlah “Jadilah kamu sekalian batu atau besi,51; atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin hidup menurut pikiranmu”. Maka mereka akan bertanya “Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah “Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama”. Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata“Kapan itu akan terjadi?” Katakanlah “Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat”,52; yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhiNya sambil memujiNya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam di dalam kubur kecuali sebentar dalam QS Al-Isra/1798 Allah berfirman”Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?”. Allah juga berfirman dalam; QS Yaa Siin/36 68;”Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadiannya. Maka apakah mereka tidak memikirkan?QS Yaasiin/3678“Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya, ia berkata;“Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?”. Selanjutnya sampai akhir surat. Apabila ada orang yang paling pandai, paling fasih serta paling lihai dalam menjelaskan sesuatu, berkeinginan mendatangkan argumentasi yang lebih baik dari ini atau yang sebanding dengannya, baik dari segi lafazhnya yang singkat maupun dari segi peletakkan dalil serta melemahkan argumentasi lawan, maka ia tidak akan mampu menandingi firman Allah ini. Allah memulai pemaparan argumentasi ini dengan membawakan sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh para pembangkang, dan pertanyaan tersebut membutuhkan jawaban. Maka firman Allah yang artinya “…dan dia lupa kepada kejadiannya,” merupakan bantahan sangat telak, yang mengandung jawaban sempurna, menegakkan hujjah dan telah menghilangkan syubhat mereka. Meskipun itu sudah cukup menjadi jawaban, namun Allah Azza wa Jalla hendak memberikan jawaban penguat. QS Yaasiin/3679 Allah berfirman “Katakanlah “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali pertama”. – dalam ayat ini, Allah menjadikan kemampuanNya untuk menciptakan manusia pertama kali sebagai hujjah dalam menjelaskan kemampuanNya mengembalikan manusia ke wujud aslinya setelah menjadi tulang-belulang yang berantakan. Karena setiap orang yang berakal pasti mengetahui, apabila “Allah mampu menciptakan manusia untuk kali yang pertama”, maka Dia tentu lebih mampu membangkitkan manusia setelah matinya. Penciptaan suatu makhluk, harus memenuhi syarat-syarat berikut. Yang pertama, kemampuan pencipta atas makhluknya dan pengetahuan pencipta secara rinci tentang makhluknya. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla sebagai sang pencipta menyatakan;QS Yaasiin/3679 Allah berfirman”Dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk”. Apabila ilmu dan kemampuan Allah Maha Sempurna, bagaimana mungkin Allah Azza wa Jalla dinyatakan tidak mampu untuk menghidupkan kembali tulang-belulang yang telah hancur luluh?! Kemudian Allah Azza wa Jalla memberikan dalil yang lebih kuat sebagai jawaban terhadap pertanyaan pembangkang lainnya “Tulang-belulang yang telah hancur luluh, kembali kepada tabi’at aslinya, yaitu dingin lagi kering. Sedangkan kehidupan itu harus mencakup tabi’at yang panas api serta basah air, yang menunjukkan adanya tanda-tanda kebangkitan”. Menjawab pertanyaan tersebut, dapat dibawakan dalamQS Yaasiin/3680 Allah berfirman”Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan api dari kayu tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan tentang kemampuanNya mengeluar unsur panas yang sangat dari kayu hijau yang basah. Maka Dzat yaitu Allah yang dapat mengeluarkan sesuatu unsur yang kontra dengan asalnya, yang seluruh materi makhluk dan seluruh unsur-unsurnya tunduk kepadaNya, tidak pernah membangkang, Dzat inilah yang melakukan apa yang diingkari oleh para pembangkang tersebut berupa menghidupkan kembali tulang-belulang yang berserakan. Kemudian Allah Ta’ala lebih menekankan lagi dengan dalil yang sangat kuat, bahwa Allah mampu menciptakan makhluk yang jauh lebih besar, apalagi makhluk yang di bawahnya. Setiap orang yang berakal akan mengetahui, apabila Allah mampu menciptakan makhluk yang sangat besar, maka dengan mudah Dia dapat menciptakan makhluk di bawahnya atau yang lebih dalamQS Yaasiin/3681 Allah berfirman”Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu?”. Langit dan bumi merupakan makhluk yang sangat besar, sangat luas dan pada kedua makhluk ini terdapat berbagai keindahan mengagumkan. Kalau langit dan bumi seperti itu saja mampu diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla , maka untuk menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh, serta mengembalikannya kepada bentuk semula, tentu Allah lebih mampu. Karena itu lebih ringan. Lalu Allah Azza wa Jalla lebih menekankan lagi, bahwa perbuatanNya tidak sama dengan perbuatan makhlukNya yang memerlukan alat-alat, biaya, tenaga dan tentu tidak mungkin sendirian. Ini semua tidak berlaku bagi Allah. Apabila Allah Azza wa Jalla menginginkan sesuatu, Dia cukup mengucapkan “Kun” jadilah, maka tercipta dan terjadilah yang Allah Azza wa Jalla menutup argumentasi di atas dengan mengabarkan, bahwa seluruh alam semesta ada di tanganNya. Dia-lah yang mengatur seluruhnya, karena semuanya kembali kepadaNya -Yasin/36 ayat 83. Untuk yang demikian, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirmanQS Al-Qiyamah/7536-40 36; Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggung jawaban?37; Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan ke dalam rahim,38; Kemudian mani itu menjadi sesuatu melekat darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,39; Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan Bukankah Allah yang berbuat demikian berkuasa pula menghidupkan orang mati?”. Allah Azza wa Jalla tidak meninggalkan bagai bayang-bayang yang tidak pernah meninggalkan tindakanya, makhluk ciptaanNya begitu saja tanpa perintah dan larangan, tanpa pahala dan hukuman. Hikmah Allah sangat bertolak belakang dengan penolakan itu. QS Al-Mu’minun/23 115 Allah berfirman “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”. HUKUM BAGI MUSLIM YANG TIDAK PERCAYA HARI KEBANGKITAN ATAU REINKARNASI QS Al-Maa’idah/5 60 Allah Berfirman ”Katakanlah “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari orang-orang fasik itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi dan orang yang menyembah thaghut ?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang Al-A’raaf/7 166“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya “Jadilah kamu kera yang hina”.QS Tha-ha/20 124Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.QS An-Naml/2782 Allah berfirman“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat kami”. Wallahu a’lamReferensi tambahanSumber Syarah al Aqidah ath-Thahawiyah, Ibnu Abi al Izz ad-Dimasyqy, Daar Alamil Kutub, Riyadh, Cetakan III, 1997, halaman 589-598.Sekian dan Terimakasih. . 200 46 19 274 498 223 478 464