Yangkami maksud ialah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: "Mintalah petunjuk pada hati (nurani)mu." Anda tentunya seringkali mendengar istilah TANGGUNG JAWAB, bukan? Makna dari istilah "tanggung jawab" ialah "siap menerima kewajiban atau tugas".
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apa itu hati nurani? Inilah pertanyaan mendasar mengawali refleksi ini. Hati nurani adalah inti dari kedalaman diri manusia. Dalam KGK, no. 1776 menegaskan bahwa hati nurani adalah inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang sapaan-Nya menggema dalam batinnya Bdk. GS 16. Secara harafiah dapat dikatakan bahwa hati nurani adalah sesuatu yang paling rahasia berada di dalam diri manusia. Hati nurani itu menggerakkan akal budi, sehingga seseorang dapat melakukan sesuatu tindakan dan perbuatan secara baik dan masuk akal. Masuk akal dan tidak, semuanya tergantung kita. Sejauh mana kita mendengarkan dengan saksama apa yang dibisikan oleh hati nurani kita. Baca juga Mundur Jika Tak Sesuai Hati Nurani Tentunya suara hati menyerukan dalam diri kita untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik dan menghindari yang jahat. Dapat kita lihat dari contoh kasus berikut ini Andi adalah seorang anak yang baik. Pada suatu ketika keluarganya dililit hutang. Andi merasa harus berbuat sesuatu. Akhirnya, ia pun harus pergi ke pasar untuk mencari uang demi melunasi hutang keluarga. Suatu ketika di pasar ia melihat sebuah dompet tergeletak tepat di depannya. Ia pun terdiam. Kira-kira Apakah yang harus di buat oleh Andi?bagaimana ia mampu mengatasi masalahnya?dalam hal ini mengambil dompet tersebut, lalu mengembalikannya atau mengambil dompet itu, lalu pergi membayar hutang keluarganya dan masalah merefleksikan kasus di atas, kita di ajak untuk mengecek bagaimana cara kerja dari hati nurani. Pastilah disaat yang mendesak itu, dengan pikiran yang sehat kita akan bertanya "Apakah hal ini baik atau tidak untuk saya lakukan?". Maka, hati nurani akan memberikan signal dalam diri kita untuk memutuskan. Sudah barang tentu ia memberikan suatu kesaksian tentang kebenaran, sehingga kita dapat memutuskan secara lain pihak, ada beberapa orang yang meremehkan bisikan atau getaran-getaran yang keluar dari hati nuraninya. Inilah yang membuat orang, akhirnya merasa menyesal dan gagal dalam memutuskan sesuatu secara bijaksana. Salah satu faktornya adalah orang terkadang merasa tidak peduli getaran-getaran yang keluar dari hati nuraninya, sehingga ia menekan cara kerja dari hati nuraninya. Ini juga berkaitan dengan kondisi batin yang tidak tenang dan tidak sabar dalam memutuskan. Akhirnya akan berakibat fatal bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Untuk mendengarkan secara saksama akan setiap bisikan dan getaran-getaran yang keluar dari hati nurani kita, perlunya sikap untuk tunduk dan dengan penuh kerendahan hati. Dengan demikian, orang dapat melalui jalan yang benar. Sehingga martabatnya sebagai manusia dapat diakui. Sebab martabat pribadi manusia sangat merindukan hati nurani yang menilai secara tepat dan akurat, karena dampaknya besar dalam kehidupan manusia secara konkrit. Baca juga Melacak Jejak Hati NuraniDalam kehidupan, manusia berhak untuk bertindak secara bebas berdasarkan dengan hati nuraninya. Kebebasan sejati merupakan tanda yang mulia gambar Allah dalam diri manusia Bdk. GS, 17. Allah menyerahkan manusia kepada keputusannya sendiri Bdk. Martabat manusia menuntut supaya ia bertindak menurut pilihannya yang sadar dan bebas. Artinya digerakkan dan didorong secara pribadi dari dalam, dan bukan karena rangsangan hati yang buta semata-mata karena paksaan dari luar. Untuk itu seseorang akan membuat suatu keputusan moral secara pribadi."Janganlah ia dipaksa untuk bertindak melawan suara hatinya. Tetapi jangan pula ia dirintangi untuk bertindak menurut suara hatinya terutama dalam hal keagamaan Bdk. DH 3." 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya
| ዙо էձ | Пኹтв оքощ ሗстቹсы |
|---|
| ዪλ ቹտኙμекяኡ եνатιν | Иፏጮсуդуዓор ዶ |
| Ехриռепрէ υстቡ | Из ородрака ոኃ |
| Уչըлօδուст ረаյутሏвυր | Нυፖօчካւαሯ иንычοδոփаֆ оյոщи |
PengertianAkhlak . Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu fitrah, kata kati, hati nurani dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat. 64. pendengaran dan hati sanubari. Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara mengisinya dengan ajaran dan pendidikan.
Pertanyaan Jawaban Hati nurani didefinisikan sebagai bagian dari jiwa manusia yang menyebabkan penderitaan mental dan perasaan bersalah saat kita menentangnya dan perasaan senang dan damai sejahtera saat tindakan, pikiran dan perkataan kita sesuai dengan sistem nilai yang kita anut. Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai “hati nurani” di dalam seluruh Perjanjian Baru adalah suneidēsis, yang berarti “kesadaran moral” atau “pengetahuan moral.” Hati nurani bereaksi saat tindakan, perbuatan dan perkataan seseorang sesuai , atau bertentangan dengan, sebuah standar mengenai benar dan salah. Tidak ada kata Ibrani dalam Perjanjian Lama yang setara dengan kata suneidēsis dalam Perjanjian Baru. Tidak adanya kata Ibrani untuk “hati nurani” bisa jadi disebabkan oleh pandangan bangsa Yahudi yang lebih bersifat komunitas dibanding individual. Orang Ibrani menganggap dirinya sebagai anggota komunitas perjanjian yang terhubung dengan Allah dan hukum-hukum-Nya, bukan sebagai seorang individu. Dengan kata lain, orang Yahudi merasa percaya diri dengan posisinya di hadapan Allah jika bangsa Israel secara keseluruhan berada dalam hubungan yang baik dengan-Nya. Konsep hati nurani dalam Perjanjian Baru lebih bersifat individual dan melibatkan tiga kebenaran utama. Pertama, hati nurani adalah kemampuan yang dikaruniakan Allah kepada manusia untuk melakukan evaluasi diri. Paulus beberapa kali merujuk pada hati nuraninya yang “murni” atau “baik” Kis 23;1; 2416; 1 Kor 44. Paulus menguji perkataan dan perbuatannya sendiri dan mendapati bahwa mereka sesuai dengan sistem nilai dan moral yang dia anut, yang tentu saja, berdasarkan pada standar Allah. Hati nurani Paulus membuktikan integritas hatinya. Kedua, Perjanjian Baru menggambarkan hati nurani sebagai saksi atas sesuatu. Paulus mengatakan bahwa orang non-Yahudi memiliki hati nurani yang memberikan kesaksian atas kehadiran hukum Allah yang tertulis dalam hati mereka, meskipun mereka tidak memiliki Hukum Musa atau Hukum Taurat Rm 214-15. Paulus juga menjadikan hati nuraninya sebagai saksi bahwa dia mengatakan kebenaran Rm 91 dan bahwa dia hidup dalam kekudusan dan ketulusan ketika berurusan dengan manusia 2 Kor 112. Dia juga mengatakan bahwa hati nuraninya menunjukkan bahwa tindakannya terang dan nyata baik bagi Allah dan menjadi kesaksian bagi hati nurani orang lain 2 Kor 511. Ketiga, hati nurani adalah pelayan dari sistem nilai seseorang. Sistem nilai yang tidak matang atau goyah akan menghasilkan hati nurani yang lemah. Sementara sistem nilai yang beradab akan menghasilkan pendirian yang kuat mengenai yang benar dan salah. Dalam kehidupan sebagai orang Kristen, hati nurani seseorang dapat digerakkan oleh kurangnya pemahaman akan kebenaran Alkitab dan bisa menghasilkan perasaan bersalah dan malu yang tidak sebanding dengan masalah yang ada. Mendewasakan iman dapat memperkuat hati nurani. Fungsi terakhir dari hati nurani adalah apa yang disampaikan oleh Paulus terkait dengan memakan makanan persembahan untuk berhala. Dia menyatakan bahwa karena berhala itu tidak nyata, maka tidak ada bedanya apakah makanan itu telah dipersembahkan kepada mereka atau tidak. Namun, beberapa jemaat di Korintus memiliki pemahaman yang lemah dan meyakini bahwa ilah-ilah itu benar-benar ada. Orang-percaya yang belum dewasa ini menjadi begitu ketakutan dengan pemikiran memakan makanan persembahan untuk berhala, karena hati nurani mereka mendapat informasi dari prasangka yang keliru dan dari takhayul. Oleh karena itu, Paulus mendorong mereka yang memiliki pemahaman yang matang agar tidak menggunakan kebebasan mereka untuk memakan makanan tersebut jika hal itu bisa membuat saudara-saudara mereka yang lebih lemah mengutuk tindakan mereka. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah jika hati nurani kita terang karena iman dan pemahaman yang matang, jangan sampai kita menjadi batu sandungan bagi mereka yang masih lemah hati nuraninya dengan melakukan kebebasan yang dimiliki karena memiliki hati nurani yang lebih kuat. Referensi lain untuk hati nurani dalam Perjanjian Baru adalah hati nurani yang “layu,” atau menjadi tidak sensitif, seolah-olah telah dibakar oleh besi panas 1 Tim 41-2. Hati nurani semacam ini telah mengeras dan dingin, tidak bisa lagi merasakan apapun. Orang dengan hari nurani yang layu tidak lagi mendengarkan bisikan hatinya. Dia dapat berbuat dosa dengan mengabaikan, dan memperdaya dirinya dengan berpikiran bahwa jiwanya baik-baik saja, dan memperlakukan orang lain tanpa kepekaan dan belas kasih. Sebagai orang Kristen, kita harus menjaga agar hati nurani kita tetap terang dengan menaati Allah dan menjaga hubungan baik dengan-Nya. Kita melakukan hal ini dengan cara melakukan Firman-Nya, terus-menerus memperbaharui dan melembutkan hati kita. Kita menghargai mereka yang hati nuraninya lemah. Termasuk memperlakukan mereka dengan belas kasih dan kasih Kristus. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah yang dimaksud dengan hati nurani itu?
MartabatHati Nurani. Nyawa-nyawa manusia yang bukan alim dalam Ilmu Ketuhanan, hanya Firman jalan nafsu yang bernama Hati Sanubari dengan syahwatnya dan jiwa raga yang memandang lahir alam ini semata-mata. Pada ala ini terhimpun menurut pengertian dari yang Pertama sampai dengan Alam Adjsam.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Manusia memiliki kesadaran moral yang dinamakan suara hati. Kesadaran moral adalah kesadaran bahwa tindakan saya bisa bernilai baik atau buruk sebagai manusia apapun profesinya. Suara hati merupakan kesadaran akan adanya kewajiban dan tanggung jawab sebagai manusia di dalam situasi konkret. Kualitas saya sebagai manusia secara keseluruhan ditentukan oleh pilihan yang saya ambil. Suara hati itu saya sadari secara langsung sebagai jawaban terhadap tuntutan konkret yang sedang saya hadapi. Saya tidak bisa lari dari tuntutan suara hati bersifat rasional, universal dan mutlak. Suara hati bersifat rasional, artinya saya memilih untuk melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan yang bisa dipertanggungjawabkan secara nalar. Suara hati bersifat universal, artinya setiap orang seharusnya memiliki kewajiban dan kesadaran yang sama dengan saya, mengingat manusia adalah pengada yang bermoral. Namun kesadaran universal itu tidak berarti setiap orang dalam kenyataannya menghadapi tuntutan konkret yang sama seperti apa yang saya hadapi. Suara hati juga bersifat mutlak, artinya tuntutan suara hati tidak dapat ditawar-tawar dan tidak tergantung pada perasaan atau pertimbangan untung-rugi. Suara hati berakar dari hati nurani conscience. Hati nurani adalah keterarahan mutlak pada yang baik dan benar. Berbeda dengan hati nurani, suara hati merupakan tanggapan langsung atas situasi konkret tertentu. Kemutlakan suara hati merupakan petunjuk bagi adanya Tuhan yang bersifat mutlak. Namun yang khas bagi realitas mutlak itu adalah bahwa seolah-olah Ia memanggil dan menuntut tanpa bisa kita hindari. Manusia hanya bisa merasa malu dan bersalah di hadapan seorang Pribadi yang mampu memberikan perintah rasional dan universal, yakni Tuhan yang Mahamutlak. Selain itu, manusia juga menyadarinya sebagai sesuatu yang suci, artinya kehendak mutlak itu menolak yang tidak benar dan tidak nurani dapat digambarkan sebagai tiga bagian pemerintahan suatu negara demokrasi termasuk Indonesia legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Manusia mengenali adanya prinsip-prinsip atau hukum moral benar-salah yang harus diikuti. Manusia juga bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya. Pada akhirnya, hati nurani juga memberi penilaian "apresiasi" dan "evaluatif" terhadap tindakan moral kita. Hukum moral itu pastilah tidak bisa berasal dari diri sendiri karena akan kontradiktif saya yang membuat, saya yang melanggar. Hukum moral juga tidak selalu mengikuti sepenuhnya apa yang dikatakan orang kebanyakan misalnya meskipun banyak korupsi, tidak berarti korupsi dibenarkan. Kemampuan manusia untuk berefleksi membedakannya dari makhluk hidup manapun di atas muka bumi. Keberadaan hati nurani tidak bisa diketahui secara langsung. Manusia baru bisa mengenali "cahaya di dalam hatinya" ketika ia menyadari bahwa ada Pribadi Ilahi yang menaruh cahaya itu di dalam hatinya, sejauh manusia diciptakan secitra dengan hati disebut sebagai petunjuk paling kuat akan adanya Tuhan karena di dalam kesadaran moral, manusia menjalin komunikasi yang asali dengan Tuhan. Dengan kata lain, saya menyadari Yang Ilahi dalam keseriusan mutlak setiap tantangan moral. Immanuel Kant sudah menunjukkan bahwa Tuhan tidak mungkin menjadi objek pengetahuan. Namun, eksistensi Tuhan kemudian dipostulatkan oleh Immanuel Kant dalam Kritik atas Rasio Praktis demi berlakunya hukum moral. 1 2 Lihat Filsafat Selengkapnya
Puisikedalaman hati sanubari. Sanubari artinya hati dalam arti batin, hati nurani dan perasaan yang ada dalam batin. Dan pengertian hati adalah salah satu bagian yg sakral dalam diri setiap manusia, bagian ini seringkali melibatkan banyak hal dan juga dapat mempengaruhi setiap sudut kehidupan dari setiap pribadi manusia.
KITA semua pasti pernah mendengar hati nurani? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, hati nurani bisa diartikan antara lain perasaan hati yang sedalam-dalamnya. Ialah potensi yang mengilhami kebaikan dan mendorong seseorang melakukan kebaikan tersebut. Ia merupakan yang merasakan kepuasan akibat seseorang telah memenuhi panggilan nuraninya. Fungsinya bagaikan cahaya yang menerangi perjalanan. Oleh karena itu, ia dinamai nurani yang terambil dari kata nur, yakni cahaya. Mari sejenak kita merenungkan. Cahaya itu bermacam-macam, seperti cahaya matahari yang bersumber dari dirinya yang dianugerahkan Allah SWT, cahaya bulan, yakni pantulan dari cahaya matahari, ada pula cahaya yang terlihat sebelum fajar dan diistilahkan fajar kazib. Namun, itu bukan cahaya, tetapi ia hanya terlihat bercahaya. Ada lagi cahaya buatan manusia. Bermacam-macam cahaya itu, ada yang dapat terjangkau dan ada yang tidak dapat terjangkau. Jadi, pada nurani ini, cahaya apa yang meneranginya? Ternyata bisa bermacam-macam karena kata ilmuan bahwa nurani itu lahir dari atau berdasarkan pandangan moral, sistem nilai penganutnya, sehingga ia relatif. Jika Anda ingin nurani Anda bersih, jadikanlah nurani itu bersumber dari nur yang dianugerahkan Allah kepadanya. Bentuklah hati Anda sesuai dengan petunjuk wahyu karena siapa yang tidak dianugerahi cahaya oleh Allah, dia tidak memiliki cahaya. Begitu firman Allah, siapa yang tidak dianugerahi Allah nur, dia tidak memiliki nur. Jikapun dia memiliki nur, nur itu adalah buatan manusia sehingga dia tidak dapat memberinya tuntunan yang pasti, lagi berguna untuk kehidupannya. Mari mengasah nurani kita dengan lebih mendekatkan diri kepada cahaya ilahi. Fer/H-1
Apaitu hati nurani? Berikut ini arti kata dan makna hati nurani menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan dari berbagai sumber, beserta contoh kalimatnya: hati yang telah mendapat cahaya Tuhan; (2) perasaan hati yang murni dan yang sedalam-dalamnya KATA BIJAK TERKAIT
0% found this document useful 0 votes195 views4 pagesOriginal TitleARTI HATI NURANICopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes195 views4 pagesArti Hati NuraniOriginal TitleARTI HATI NURANIJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Hatinurani yang hidup akan membuat seseorang sadar telah berbuat kesalahan dan semangat untuk memperbaikinya sehingga kesalahan tidak akan terulang lagi. Dewasa memang satu proses pertemuan (kadang pahit) dengan diri sendiri. Penulis harus memiliki sopan santun. Dan sopan santun mereka harus dibentuk oleh sopan santun Islam.
A. Pengertian Hati Nurani Hati adalah sesuatu yang ada didalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian perasaan. Depdiknas 2013 487. Sedangkan hati nurani diartikan sebagai 1 hati yang telah mendapat cahaya atau terang dari Tuhan, dan 2 perasaan hati yang murni dan sedalam-dalamnya. Depdiknas 2013 487. Sedangkan tuntutan atau larangan yang berasal dari hati nurani disebut suara hati atau kata hati. Hati nurani dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata consciece. Kata consciece diterjemahkan menjadi suara hati, kata hati atau hati nurani. Berdekatan dengan kata conscience, ada kata conscious. Conscious artinya sadar, berkesadaran, atau kesadaran. Disamping kedua kata ini, ada satu lagi yang berdekatan maknanya yaitu intuition, intuition artinya gerak hati, lintasan hati, gerak batin. Imam Suraji 2006 149 menjelaskan bahwa hati nurani adalah suatu kekuatan dalam hati seseorang yang selalu memberikan penilaian benar dan salahnya atau baik dan buruknya atau perbuatan yang akan di lakukan. Rasa moral tentang yang benar dan yang salah, terutama karena akan mempengaruhi tingkah laku sendiri; Kesadaran; berpikir; kesadaran, terutama kesadaran diri. Kesadaran juga berarti peran kognitif diri yang memperjelas secara sadar di mana diri kita saat ini dan bagaimana situasi lingkungan kita. Kajian-kajian yang mendalam tentang hal ini dapat kita telusuri lebih jauh terutama di dalam sains psikologi. Etika dan Hati Nurani 21 Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia dalam situasi konkret. Suara hati menilai suatu tindakan manusia benar atau salah , baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. Dalam hati, manusia sebelum bertindak atau melakukan sesuatu, ia sudah mempunyai kesadaran atau pengetahuan umum bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadar kesadarannya berbeda-beda. Pada saat-saat menjelang suatu tindakan etis, pada saat itu kata hati akan mengatakan perbuatan itu baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, kata hati muncul sebagai suara yang menyuruh dan jika perbuatan itu buruk, kata hati akan muncul sebagai suara yang melarang. Kata hati yang muncul pada saat ini disebut prakata hati. Frans Magnis Suseno 1987 dan K. Berten 2007, menyebut hati nurani tersebut sebagai kesadaran moral. Hati Nurani muncul apabila harus memutuskan sesuatu yang menyangkut hak dan kebahagiaan manusia. Hati nurani dapat menghayati baik atau buruk yang berhubungan dengan tingkah laku. Hati nurani memerintahkan atau melarang untuk melakukan sesuatu kini dan disini. Ia tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkret. Tidak mengikuti hati nurani berarti menghancurkan integritas pribadi dan mengkhianati martabat manusia yang terdalam. Hati nurani berkaitan erat dengan kenyatan bahwa manusia mempunyai kesadaran. Untuk mengerti hal ini, perlu dibedakan antara pengenalan dan kesadaran. Kita mengenal, bila kita melihat, mendengar, atau merasa sesuatu. Dan pengenalan ini bukan merupakan monopoli manusia. Seekor binatang pun bisa mendengar bunyi atau mencium bau busuk dan karena itu bisa mengenal. Malah ada binatang yang dalam hal pengenalan inderawi lebih unggul dari pada manusia. Tapi hanya manusia yang mempunyai kesadaran. Dengan kesadaran, manusia memiliki kesanggupan untuk mengenal dirinya sendiri dan karena itu berefleksi tentang dirinya. Manusia bukan saja melihat pohon dari kejauhan, tetapi dia menyadari juga bahwa dialah yang melihatnya. Dalam kebun binatang pernah terdengar seorang anak kecil berumur sekitar empat tahun bertanya kepada ibunya “Mami, apakah gajah ini tahu bahwa dia seekor 22 p gajah?” Tanpa disadarinya, dengan itu dia mengemukakan suatu pertanyaan filosofis yang amat mendalam artinya. Kepada filsuf ini harus dijawab “Gajah tidak tahu”. Seekor binatang tidak berpikir atau berefleksi tentang dirinya sendiri. Hanya manusia mempunyai kesadaran. Dalam diri manusia bisa berlangsung semacam “penggandaan” dia bisa kembali kepada dirinya. Da bisa mengambil dirinya sendiri sebagai objek pengenalannya. Jadi penggandaan di sini ialah bahwa dalam proses pengenalan bukan saja manusia berperan sebagai subjek, melainkan juga sebagai objek. Untuk menunjukkan kesadaran, dalam bahasa Latin dipakai kata conscientia. Kata itu berasal dari kata scire mengetahui dan awalan con- bersama dengan, turut. Dengan demikian conscientia sebenarnya berarti “turut mengetahui” dan mengingatkan pada gejala “penggandaan” yang disebut tadi bukan saja saya melihat pohon itu, tapi saya juga “turut mengetahui” bahwa sayalah yang melihat pohon itu. Sambil melihat, saya sadar akan diri saya sendiri sebagai subjek yang melihat. Nah kata conscientia yang sama dalam bahasa Latin dan bahasa-bahasa yang serumpun dengannya digunakan juga untuk menunjukkan “hati nurani”. Dalam hati nurani berlangsung juga penggandaan yang sejenis. Bukan saja manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat moral baik atau buruk, tetapi ada juga yang turut yang “turut mengetahui” tentang perbuatan-perbuatan moral tersebut. Dalam diri manusia, seolah-olah ada instansi yang menilai dari segi moral perbuatan-perbuatan moral yang dilakukannya. Hati nurani merupakan semacam “saksi” tentang perbuatan-perbuatan moral manusia. Kenyatan itu diungkapkan dengan baik melalui kata Latin conscientia. Setiap manusia mempunyai pengalaman tentang hati nurani dan mungkin pengalaman itu merupakan perjumpaan paling jelas dengan moralitas sebagai realitas. Sulit untuk menunjukkan pengalaman lain yang dengan begitu terus terang menyingkapkan dimensi etis dalam hidup manusia. Karena itu, pengalaman tentang hati nurani itu merupakan jalan masuk yang tepat untuk suatu studi mengenai etika. Kesadaran hati nurani untuk melakukan yang baik dan menghindari yang jahat ini selalu menyertai manusia conscience dalam melakukan pertimbangan untuk mengambil keputusan bertindak. Kesadaran hati nurani yang selalu menyertai diri manusia untuk selalu memilih yang baik dan menghindari yang jahat ini 23 merupakan kesadaran moral yang terbentuk dalam diri manusia. Namun masalahnya apakah dasar yang dapat dipakai untuk menentukan bahwa tindakan tersebut baik atau tindakan tersebut jahat. Menurut Kohlberg, kesadaran moral yang ada dalam diri manusia ini secara umum berkembang, mulai dari tingkat yang sifatnya masih kekanak-kanakan sampai ke kesadaran moral yang dewasa. Ada 3 tingkatan kesadaran moral dalam kehidupan manusia Kohlberg, 1995 231-234; Susilawati, 2010 73-80 yaitu Pertama, tingkat Pra-Adat Pre-conventional berlaku untuk orang-orang yang merasa bahwa aturan masyarakat berada di luar konsep diri mereka. Pada tingkatan ini, individu tidak benar-benar memahami dan berusaha menegakkan aturan masyarakat, melainkan mereka menahan diri dari perilaku yang dilarang/ditentang, karena sekedar menghindari hukuman atau untuk menerima hal positif dari aturan tersebut pada diri mereka. Aturan-aturan sosial dan sebutan baik-buruk, benar-salah, dimengerti sejauh dalam kaitan dengan akibat fisik yang dirasakan. Sesuatu dianggap baik/benar kalau secara fisik mengenakkan, dan sebaliknya dianggap buruk/salah kalau itu tidak mengenakkan. Kepatuhan pada aturan hanya karena itu mendatangkan ganjaran dan menghindarkan dirinya dari hukuman. Kedua, tingkat Adat Conventional merupakan pertimbangan dan pemikiran orang-orang yang mempunyai atau menjadi bagian dalam aturan masyarakat terutama bagi mereka yang mempunyai figur otoritas. Orang berusaha menahan diri dari perilaku yang ditentang/ dilarang dan melakukan sesuatu yang tidak bertentangan dengan aturan untuk menghindari celaan dari orang lain dan memperoleh pujian dari orang lain, terutama dari orang-orang yang berada dalam kekuasaan. Kewajiban dirasakan sebagai segala sesuatu yang memenuhi harapan kelompok, yang dipuji kelompok, dan yang membuatnya bersatu dengan kelompok. Kelompok tidak lagi dipandang sebagai sarana bagi pemenuhan kebutuhan egonya, melainkan bernilai pada kelompok itu sendiri. Ketiga, tingkat Pasca-Adat Post-conventional dimiliki orang-orang yang sudah dapat membedakan konsep diri mereka dari ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam masyarakat, dan mereka dapat menggambarkan nilai-nilai dalam kaitan dengan pemilihan prinsip untuk diri mereka. Mereka menyadari berperilaku menurut 24 p prinsip mereka sendiri ketika aturan masyarakat sejalan dengan ajaran moral yang mereka yakini. Orang berusaha memahami nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip tingkah laku yang punya validitas serta punya penerapan lebih luas daripada hanya sekedar ditetapkan oleh yang berwenang dalam kelompok bersangkutan. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip tersebut diterima karena dianggap benar pada dirinya sendiri, bukan karena terkait dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam kelompok terkait.
. 82 170 351 285 72 320 288 326
pengertian hati nurani dan sanubari